Daftar 10 Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalannya
Kerajaan Islam di Indonesia berjasa mewariskan peninggalan benda dan kebudayaan bersejarah.
Islam merupakan salah satu agama yang mempengaruhi perjalanan sejarah Indonesia.
Hal itu dapat terlihat dari sejumlah kerajaan Islam yang pernah ada di bumi nusantara.
Apa saja kerajaan Islam di Indonesia? Yuk, ketahui sejarah kerajaan Islam di Indonesia dan peninggalannya.
Perkembangan agama Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari keberadaan kerajaan-kerajaan Islam.
Tak hanya sebagai lembaga yang melahirkan banyak keturunan beragama Islam, kerajaan juga berjasa mewariskan peninggalan benda dan kebudayaan bersejarah lainnya.
Kerajaan Islam di Nusantara tersebar dari Pulau Jawa sampai kepulauan Maluku.
Kerajaan-kerajaan tersebut memiliki keunikan masing-masing mulai dari cara penyebaran ajaran, kebudayaan, dan peninggalan.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut daftar kerajaan Islam di Indonesia.
Informasi tentang kerajaan Islam pertama di Indonesia hingga kini masih menjadi perdebatan.
Sebagian sejarah menyebut kerajaan Islam pertama yakni Kesultanan Samudera Pasai di Aceh.
Namun ada pula pendapat yang meyakini Kerajaan Perlak sebagai kerajaan Islam pertama.
Walaupun begitu, penyebaran agama Islam di Indonesia yang sangat pesat telah menghadirkan beberapa kerajaan besar, di antaranya sebagai berikut.
Kerajaan Perlak atau Kesultanan Peureulak dikenal menjadi salah satu pusat perekonomian di Aceh.
Banyak pedagang dunia yang melakukan transaksi jual beli di wilayah Peureulak, Aceh Timur.
Mulai dari pedagang Cina, India, Gujarat, Persia, sampai Arab yang tertarik untuk berkunjung.
Komoditas unggulan dari wilayah Peureulak adalah kayu perlak yang menjadi bahan baku membuat kapal laut.
Saiyid Abdul Aziz ialah orang pertama yang mendirikan kerajaan Perlak.
Kerajaan ini mencapai akhir kejayaannya saat berada di bawah kekuasaan Muhammad Amir Syah.
Putri sang raja kemudian menikah dengan Malik Saleh yang menjadi tokoh penting keberadaan Kerajaan Samudera Pasai.
Peninggalan Kerajaan Perlak yang paling populer adalah batu nisan Raja Benoa di Sungai Trenggulon.
Benoa sendiri merupakan negara bagian Kerajaan Perlak.
Diperkirakan makam Benoa dibuat sekitar abad ke-11 M.
Ada pula mata uang perlak yang terdiri dari dirham (emas), kupang (perak), dan tembaga/kuningan.
Serta stempel kerajaan bertuliskan aksara Arab dengan tulisan ‘Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512’ yang berarti Kerajaan Perlak.
Kerajaan Ternate atau Kerajaan Gapi terletak di Maluku Utara.
Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Marhum dan menjadi pusat rempah-rempah saat itu.
Dengan kekuatan militer besar, kerajaan Ternate meraih masa kejayaan saat dipimpin oleh Sultan Baabullah.
Peninggalan Kerajaan Ternate yang paling banyak ditumakan ialah bangunan-bangunan, di antaranya Masjid Sultan Ternate, Makam Sultan Baabullah, Benteng Tolukko, dan Keraton Kesultanan Ternate.
Sultan Malik Al Saleh atau Meurah Silu menduduki kursi singgasana pertama di Samudera Pasai.
Meurah Silu adalah menantu raja terakhir dari Kerajaan Perlak, Muhammad Amir Syah.
Samudera Pasai sukses menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dunia sampai menerbitkan mata uang dirham dari emas murni sebagai alat tukar resmi.
Samudera Pasai mengalami kehancuran di tahun 1521 karena konflik internal serta penyerangan yang dilakukan pasukan Portugis.
Peninggalan bersejarah dari Samudera Pasai yang pernah ditemukan, antara lain makam raja Samudera Pasai di Kampung Geudong, Cakra Donya, Dirham, dan Naskah Surat Sultan Zainal Abidin.
Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan mulai memeluk agama Islam pada abad ke-16.
Kerajaan Gowa terus berkembang sesudah melebur dengan Kerajaan Tallo.
Kedua kerajaan ini memiliki prajurit yang hebat, dan merajai perdagangan di timur Nusantara, serta produsen kapal Pinisi serta Lombo.
Percampuran dua kerajaan melahirkan Kerajaan Islam Makassar yang berjaya di bawah naungan Sultan Hasanuddin.
Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa, antara lain bangunan kokoh Benteng Fort Rotterdam, Masjid Tua Katangka, Museum Balla Lompoa, Istana Tamalate, dan Benteng Somba Opu.
Kerajaan Islam di Indonesia yang kelima adalah Kerajaam Malaka yang didirikan oleh Parameswara sekitar tahun 1405 M.
Kesultanan ini menguasai jalur pelayaran serta perdagangan di Selat Malaka sekitar abad ke-15.
Kesultanan Malaka pernah dipimpin oleh Sultan bernama Mahmud Syah, sebelum akhirnya runtuh karena serangan Portugis,.
Peninggalan kerajaan ini adalah Masjid agung Deli dan Masjid Baiturrahman Aceh.
Kerajaan Islam Cirebon disebut sebagai kerajaan yang menyebarkan Islam pertama kali di Jawa Barat.
Salah satu pemimpinnya yang terkenal adalah Sunan Gunung Jati.
Pada tahun 1677 M, Kerajaan Islam Cirebon terbagi menjadi dua yakni Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kasepuhan.
Peninggalan Kerajaan Islam Cirebon, antara lain Patung Harimau Putih, Kereta Singa Barong, Keraton Keprabon, Bangunan Mande, dan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Kerajaan terbesar di kawasan pesisir Pulau Jawa ini didirikan oleh Raden Patah setelah kehancuran Majapahit.
Beberapa raja Demak yang terkenal ialah Sultan Trenggono, Pati Unus, Arya Penangsang, dan Sunan Prawata.
Kerajaan Demak kemudian runtuh karena beberapa hal salah satunya terjadinya pemberontakan.
Peninggalan kerajaan ini meliputi Makam Sunan Kalijaga, Masjid Agung Demak, Dampar Kencana, Lawang Bledek, Soku Guru, dan Surya Majapahit.
Kerajaan Islam Banten muncul sekitar tahun 1526 M.
Salah raja yang tersohor ialah Sultan Maulana Hasanudin.
Dalam perkembangannya, Kerajaan Islam Banten mampu menumpas monopoli perdagangan VOC di bawah kepemimpinan Sultan Agung Tirtayasa.
Kerajaan Islam Banten kemudian runtuh karena berbagai hal salah satunya akibat terjadi perang saudara.
Peninggalan kerajaan ini, antara lain Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk, dan Masjid Agung Banten.
Kerajaan Islam di Indonesia selanjutnya adalah Kerajaan Pajang.
Salah satu rajanya yang terkenal adalah Jaka Tingkir.
Semasa kekuasannya, Jaka Tingkir berhasil mengekspansi wilayah sampai timur, yakni Madiun.
Blora, dan Kediri.
Peninggalan Kerajaan Pajang, antara lain dari Pasar Laweyan dan Makam Sultan Hadiwijaya di Surakarta.
Sejarah kerajaan Islam di Indonesia yang terakhir adalah Kerajaan Mataram Islam.
Kerajaan ini berpusat di Kotagede, Yogyakarta.
Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan.
Pada mulanya, Mataram Islam ialah kadipaten Kerajaan Pajang.
Kerajaan Mataram Islam berada di tengah kejayaan ketika dipimpin Sultan Agung.
Kerajaan Mataram Islam runtuh karena berbagai persoalan salah satunya politik internal.
Berdasarkan Perjanjian Giyanti, kerajaan ini kemudian terbagi menjadi Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Peninggalan yang cukup populer, antara lain aksara Hanacaraka, Masjid Kotagede, Masjid Agung Gedhe Kauman, Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning, dan masih banyak lainnya.
MELYNDA DWI PUSPITA